AI : Sisi Baik ia Bagus, Sisi Buruk ianya Malapetaka.



Berikut adalah beberapa NGO (organisasi bukan kerajaan) bertaraf dunia yang menentang dan sering memberitahu tentang kerisauan terhadap teknologi AI:

1. Amnesty International - Amnesty International adalah organisasi hak asasi manusia terkemuka di dunia yang mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan teknologi dan AI. Mereka kerap menyoroti kekhawatiran tentang pengintaian massal, penggunaan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap AI, dan potensi pelanggaran hak asasi manusia yang dapat muncul dalam perkembangan teknologi ini.

2. Electronic Frontier Foundation (EFF) - EFF adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada memajukan kebebasan sipil dalam dunia digital. Mereka secara aktif mengadvokasi privasi, kebebasan berbicara, dan kekayaan intelektual di era teknologi AI yang semakin canggih.

3. AI Now Institute - AI Now Institute adalah inisiatif penelitian dan advokasi yang berfokus pada implikasi sosial, politik, dan ekonomi teknologi AI. Mereka menyoroti masalah privasi, diskriminasi, bias algoritma, etika penggunaan AI, dan dampak sosial yang mungkin timbul dari perkembangan teknologi ini.

4. Future of Humanity Institute (FHI) - FHI adalah organisasi penelitian di Universitas Oxford yang mempelajari risiko yang terkait dengan adopsi teknologi AI. Mereka memperhatikan potensi bahaya seperti ketidakstabilan keamanan sistem AI, ancaman kecerdasan superintelejen, atau penggunaan yang disalahgunakan dalam konflik militer.

5. OpenAI - OpenAI adalah organisasi penelitian AI yang berkomitmen untuk memastikan kecerdasan buatan yang bermanfaat dan aman bagi manusia. Mereka aktif melibatkan diri dalam isu-isu seperti kesenjangan digital, etika AI, dan pengaturan yang bertanggung jawab terhadap teknologi ini.

Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa kerisauan terhadap teknologi AI meningkat dalam beberapa tahun terakhir:

1. Perkembangan yang pesat: Teknologi AI telah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ini termasuk kemajuan dalam kecerdasan mesin, pembelajaran mesin, dan penggunaan data besar. Perkembangan ini meningkatkan kekhawatiran tentang implikasi sosial, privasi, keadilan, dan dampak ekonomi yang mencolok.

2. Potensi penyalahgunaan: Teknologi AI memiliki potensi besar untuk disalahgunakan, baik dalam pengawasan massal, pemantauan individu, penyebaran disinformasi, ataupun penggunaan dalam perang atau konflik. Hal ini menyebabkan kekhawatiran tentang keamanan, hak asasi manusia, dan pemajuan keputusan yang tidak adil atau diskriminatif oleh AI.

3. Kekhawatiran etika: Perkembangan AI juga memunculkan pertanyaan etis tentang pengambilan keputusan otonom oleh mesin, tanggung jawab moral, dan keselamatan manusia. Keputusan yang dibuat oleh sistem AI bisa berdampak signifikan pada kehidupan manusia, sehingga mendorong perlunya mendiskusikan dan memastikan prinsip-prinsip etika dalam pengembangan dan penggunaan teknologi ini.


4. Ketidakpastian ekonomi dan pekerjaan: Seiring dengan perkembangan teknologi AI, ada kekhawatiran tentang penggantian pekerjaan manusia oleh otomasi. Penemuan terkait AI dapat mengganggu lapangan kerja tradisional, dan ini dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan kesenjangan sosial jika tidak ditangani dengan bijak.

5. Regulasi dan pengaturan yang belum memadai: Kecepatan perkembangan teknologi AI telah melampaui kemampuan pidana dan regulasi untuk menyediakan kerangka kerja yang memadai. Kekhawatiran muncul tentang kurangnya pengawasan yang efektif dan peraturan yang tidak memadai untuk melindungi kepentingan publik, privasi, dan keadilan dalam penggunaan teknologi AI.

Perkembangan teknologi AI membawa banyak manfaat dan peluang, tetapi juga menimbulkan kerisauan yang harus diatasi dengan bijak. Melalui peran organisasi dan komunitas yang waspada seperti NGO di atas, kerisauan ini dapat diperhatikan dan langkah-langkah yang sesuai dapat diambil untuk memastikan pengembangan dan penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab dan menghormati hak asasi manusia.

Post a Comment

0 Comments